RSS

Harmoni Cinta


Wajah Sondy sumringah saat dia melihat Dheca, orang yang ditaksirnya sejak satu bulan lalu tengah lewat dihadapannya yang hendak memasuki ruangan ekskul. Kala itu Sondy sedang berbicara dengan teman-temannya, dan tanpa disengaja dia melihat Dheca melalui jendela kelas.
“Wah, Dheca dateng. Sambut ah.”, berkata dalam hati.
Dengan senang hati sesegera mungkin Sondy membukakan pintu untuk sang pujaan hati yang akan memasuki ruangan ekskul yang bertempat di XI IPA 1 itu. Sondy mengenal Dheca karena mereka berada pada ekskul yang sama, yaitu MPS. Dheca adalah seorang junior, sedangkan Sondy atau biasa disebut “abank” adalah seorang senior diekskul tersebut.

Saat ekskul, diam-diam Sondy memperhatikan Dheca yang sedang serius mengikuti materi yang tengah disampaikan oleh senior ekskul yang lain. Tanpa henti Sondy memperhatikannya. Hingga pada akhirnya dia jatuh hati pada Dheca. Menurutnya, Dheca itu orangnya sangat menarik. Sondy terpesona ketika melihat Dheca tengah tersenyum dengan manjanya. Tidak hanya itu, lembut tatap mata dan tutur katanya, serta sifat Dheca yang baik, semakin membuat Sondy jatuh hati. Apalagi ketika melihat Dheca rajin membersihkan musholla sekolah. Sondy semakin kagum dengan Dheca. Rasanya gimana gitu.

“Aku jatuh cinta kepada dirinya,
Sungguh-sungguh cinta oh apa adanya.
Tak pernah ku ragu
Dan ku akan selalu menunggu
Sungguh aku,
Jatuh cinta kepadanya....”
“Kau adalah wanita terindah
Yang pernah ku temui,
Kau luluhkan,
Kau lumpuhkan aku..... 7
Saat menatap wajahmu...”
Lagu yang mewakili hati Sondy, selalu dinyanyikannya saat tiada orang disekelilingnya.
Maklumlah, anak MPS tu kan kerjaannya cuma nyanyi aja. Apapun keadaannya, mau senang, atau sedih yang penting nyanyi. Apalagi kalau lagi jatuh cinta, tambah parah. Meskipun romantis, tapi terkesan lebay.

Semenjak itu sikap Sondy berubah, sering melamun, ketawa-tawa sendiri, dan salah tingkah. Seperti orang yang sedang jatuh cinta, alias fallin in love. Hal tersebut ternyata diketahui oleh sahabatnya, Bimbim yang sering disebutnya “my brother” dikelas. Orang yang usil, kurang kerjaan, paling hobi bete dan bingung. Kebetulan Bimbim adalah senior ekskul tersebut juga. Dia tahu tentang hal ini dari sikap Sondy saat menanggapi hal tersebut.

”Kenapa, Bank?. Ngelamun terus, kayak orang gila sedang jatuh cinta.” tanya Bimbim.
“Apa iya?. Sok tau ne my bro.” jawab Sondy.
“Halah, enggak usah bohong deh bank. Aku tu baca sms-mu tau. Kayakna ada yang diincer neh?.”, kata Bimbim.

Sondy itu jarang sms cewek kecuali kalau ada hal yang penting, atau orang yang dianggapnya adek atau pun cewek yang dia suka. Dan Bimbim menebak diantara empat junior cewek ekskul yang paling sering sms-an dengan Sondy. Diantaranya, Winda, Onna, Riha dan Dheca. Bimbim pun mulai bertanya.
”Siapa bank? Wina?”, tanya Bimbim. Sondy diam saja.
”Onna ya?”, lanjut Bimbim. Lagi-lagi Sondy hanya diam.
“ Apa Riha?”, Bimbim bertanya lagi. Sondy diam dan menggelengkan kepala.
“O... Dheca ya?” Bimbim menebak.
Dan ternyata Dheca lah yang sedang membuat hati Sondy berbunga-bunga. Karena setelah diselidiki, ternyata Dheca lah yang paling sering sms-an dengan Sondy. Saat Bimbim
menyebutkan semua nama tersebut, ternyata pada saat menyebut nama Dheca, ekspresi wajah Sondy berbeda. Wajah merah, salah tingkah, dan tersenyum malu. Bimbim mengulangi nama Dheca hingga tiga kali untuk lebih merasa yakin.
” Iya, Dheca bro yang membuat ku seperti ini”.
Mulai saat itu, Sondy meminta tolong Bimbim untuk mencari info tentang Dheca. Hingga pada akhirnya, Sondy dekat dengan Dheca.

Semenjak Dheca sering sms-an dengan Sondy, sikapnya juga berubah. Dia lebih tertutup masalah hp. Bisa dibilang “sensi”lah kalau ada teman yang meminjam hpnya. Takut kalau ada yang membaca smsnya. Karena juga takut di ejekin oleh teman-temannya yang sering usil. Hal tersebut dianggap tidak seperti biasanya oleh Riha, sahabatnya. Sahabat yang paling rese’ dan usil, sekaligus bisa menebak apa yang sedang terjadi padanya dari pada sahabat-sahabatnya yang lain, dan yang paling sering godain dia kalau ada sms dari cowok.

Pada suatu hari, di ruang kelas XB, tak sengaja Riha membaca sms yang ada di hpnya Dheca.
“Hayo Dheca, ehm ehm... Siapa ni?. Wah, kak Sondy. Hayo... ada maen ya?. Smsnya banyak banget.” Riha menggoda Dheca.
”Enggak kok. Cuma teman aja. Apaan se kamu, baca-baca sms orang. Enggak menghargai banget!.” jawab Dheca dengan nada pelan tapi marah.
”Yahh, marah ya, Cha?. Sorry deh.” Riha meminta maaf.
“Enggak kok, biasa aja!.”jawab Dheca.
“Tapi kok kamu jawabnya kayak gitu se?, kayak marah tau nggak. Jangan marah se, aku kan cuma bercanda doang. Jangan dianggep serius, kayak enggak tahu aku aja se Cha,Cha. Aku kan kalau bercanda kayak gitu. Maaf ya..”lanjut Riha meminta maaf.
“Aku tu enggak marah sama kamu. Tapi kalau kamu kayak gitu terus, aku nanti marah lho sama kamu. Kamu mau?.”jawab Dheca mengancam dengan nada lembut.
”Ya enggaklah.” jawab Riha dengan nada pelan.

Riha merasa ada yang aneh dengan Dheca. Seperti ada yang disembunyikan dari dia. Riha bertanya-tanya kenapa Dheca jadi berubah. Diam-diam Riha menyelidiki hal tersebut. Tidak biasanya Dheca sampai seperti itu kalau diejek oleh Riha, kali ini terlalu berlebihan.

Lambat laun Riha mengerti apa yang terjadi dengan Dheca. Ternyata ada sesseorang yang sedang berusaha masuk dalam kehidupannya, yaitu Sondy, kakak senior ekskul yang tak pernah disangkanya kini tengah berusaha mencuri hatinya.
“Mmm...... sepertinya aku tau ne.”, guman Riha dalam hati.
Penyelidikan pun dimulai. Riha mulai sms-an dengan Sondy. Mencari tau apa yang terjadi.

Setiap hari, Sondy sms Dheca. Terkadang Sondy juga menelfonnya. Berusaha untuk mencuri hatinya. Dengan kata-kata standar tapi gombalnya minta ampun. Sampai-sampai Dheca bersenandung.

“Kamu-kamu-kamu lagi,
Rayu-rayu-rayu lagi
Ah bosan aku...
Aiaiaiaiai...

Apa sih mau mu kerjaanmu mengganggu,
Di telfon, sms,
Kerjaan mu merayu....
Aiaiaiaiai...”


****

“Tujuh hari dalam seminggu, hidup penuh warna.
Aku slalu mendekatimu memberi tanda cinta.
Engkau wanita tercantikku, yang pernah ku temukan.
Wajahmu mengalihkan, duniaku...”
Seuntai lirik lagu yang sering terucap oleh Sondy dalam hati setiap teringat Dheca.

“Hahh, Dheca-Dheca. Wajahmu itu lho, kenapa selalu terniang dibenakku?. Suaramu selalu terniang ditelingaku. Agh.... aku bisa gila kalau terus-terusan begini...” kata Sondy dalam hati.

“Aku mau makan, ku ingat kamu
Aku mau tidur, juga ku ingat kamu
Aku mau pergi, ku ingat kamu,
Oh cinta.....
Inikah bila ku jatuh,
Jatuh cinta.....”.
“Igh..... udah gila ku ini.”, kata Sondy.

Hari demi hari telah berlalu. Tak terasa sudah cukup lama Sondy pedekate dengan Dheca. Hampir satu bulan. Meskipun merasa dekat baru satu minggu. Tetapi Sondy sudah tidak sanggup lagi memendam rasa cinta dalam hati yang telah bersemi sejak satu bulan lalu itu. Akhirnya, kemarin tepatnya hari Rabu, 19 May 2010, Sondy mengungkapkan seluruh isi hatinya kepada Dheca.

Dengan malu-malu Sondy menghampiri Dheca. Dheca kaget. Ada apa sampai-sampai Sondy mendatanginya. Sepertinya ada hal sangat penting yang akan dibicarakan.
“Dek, kakak mau ngomong sesuatu sama adek. Tapi adek jangan marah ya...” Sondy mengawali percakapan.
“Iya kak. Ngomong aja lho.”, sahut Dheca.
“Dek?” kata Sondy.
“Iya kak.” Kata Dheca.
”Adek.... kakak....mm.....”. lanjut Sondy.
”kenapa se kak?”.

“Dek...
Andaikan ku dapat, mengungkapakn
Perasaanku, hingga membuat kau percaya
Akan ku beri kan, seutuhnya
Rasa cinta ku..
Selamanya, selamanya,
Selamanya, selamanya......”
“ Kakak sayang sama adek, kakak suka sama adek, adek mau gak jadi pacar kakak?”, kata Sondy.

Dheca hanya diam, bingung, sekaligus kaget. Tak terbayang bahwa akan jadi seperti ini. Berawal dari sms yang dianggapnya biasa, ternyata ada yang lain dibelakangnya. Pantas saja Sondy rajin sms dia.

“Adek...
Aku jatuh cinta, tlah jatuh cinta
Cinta kepada mu,
Ku jatuh cinta,
I’m fallin in love, I’m fallin love with you....”

Dheca kaget, benar-benar kaget. Sampai-sampai tak keluar sepatah katapun dari mulutnya.
Baru pertama kalinya, ada seorang cowok yang nembak terang-terangan seperti itu.

“Dek... kakak tau....
Mungkin aku, bukan pujangga
Yang pandai merangkai kata.
Ku kan slalu, kirimkan bunga
Tuk dapatkan hatimu..
Ku ingin kau tau
Isi dihatiku...
Dan tak akan lelah,
Jaga hati ini hingga dunia tak bermentari..
Satu yang ku pinta, yakini dirimu,
Hati ini milikmu..
Semua yang ku lakukan untuk mu
Lebih dari sebuah
Kata cinta untukmu
Dari ku.....”

“Hah?!”, Dheca kaget, bingung, sama sekali tidak pernah terbayangkan kata-kata itu keluar dari mulut kak Sondy. Masih tidak percaya bahwa kata-kata itu benar-benar didengarnya.
Akhirnya Dheca bersuara.

“Slow down baby, take a easy just let it flow....
Baru tadi pagi kau ajakku berkenalan.
Lalu siang hari kau mulai ajakku berkencan.
Hingga waktu malam tiba, kau uacpkan kata tak ku duga.
Sungguh sulit ku percaya, kau nyatakan cinta....
No no no no, tunggu dulu.
Cinta jangan buru-buru.
Karna ku rasa, terlalu cepat, ku takut semua palsu.
No no no no, tunggu dulu, cinta jangan buru-buru.
Masih ada banyak waktu,
Biarkan cita mengalir...”
Sebuah lagu yang keluar dari mulut Dheca. Membalas apa yang disampaikan Sondy.
“Aduh, gimana ya kak, aku belum bisa mutusin sekarang.”, kata Dheca.
“Gak apa-apa dek, besok-besok aja jawabnya. Kakak pasti tunggu koq. Minggu ya dek?.” Kata Sondy.
“Aku menunggumu....ditunggu ya dek jawabannya.”, kata Sondy agak sedikit memaksa.

Dheca bingung, dengan terpaksa dia menyetujui untuk mengatakan jawabannya pada hari Minggu sore.
“Iya deh kak, aku usahain jawabannya hari Minggu.”, jawab Dheca.

“Ada yang lain, disenyummu
Yang membuat diriku
Gugup tak bergerak
Ada pelangi di bola matamu
Yang memaksa diriku
Tuk bilang, aku sayang padamu...”
Sondy bernyanyi. Dheca tersenyam malu. Dan diam seraya memikirkan mau dijawab apa nantinya.
Lalu mereka pun pulang ke rumah masing-masing.

Malam harinya, Riha mulai beraksi. Riha langsung mengintrogasi Sondy, tapi lewat sms.
“Bank, kayaknya lagi fallin in love ni?. Iya kan?.” Tanya Riha.
“Apa se dek?.” Jawab Sondy.
“Halah, gak usah bohong deh. Abank tu gak bisa bohong sama aku. Jawab geh.”, lanjut Riha.
“He, iya dek. Kok tau se?” jawab Sondy.
“Cyielah, siapa bank?. Kayaknya aku kenal ne.”, Riha bertanya.
“Kenal tapi gak kenal. Ada deh, yang penting cewek. Hehe..”,jawab Sondy.
“Aih abank, pelit amat se. Ada to kenal tapi gak kenal?, aneh. Mau main tebak-tebakan ne ceritanya?, oke kalau begitu. Mm..... anak kelas X, kecil, pake kerudung, seumuran sama aku dan satu kelas sama aku. Inisial “D”. Iya kan?”, tebak Riha.
“Iya dek. Kok adek bisa tau se?”, Sondy mengaku.
“Tingkah laku mu itu lo bank, udah bisa ku tebak.” Kata Riha.
“Tingkah yang gimana lho dek?.”, tanya Sondy penasaran.
“Pertama, smsnya rajin. Kedua, komen di FB sok ngerasa bersalah banget. Sok tau apa yang terjadi sama dia. Ketiga, matamu bank, gak pernah bisa bohong. Aku tau kalau abank tu sering ngeliatin Dheca.”, jawab Riha.
“Apa iya dek?. Kelihatan banget ya?”, kata Sondy.
“Ho’o.”, kata Riha.

Tiba-tiba Riha sms seperti ini.
“Tunjukkanlah rasa cintamu, buat agar mereka tau.
Betapa indahnya dunia bila engkau sedang jatuh cinta....”
“Iya dek.” Kata Sondy.
”Gimana bank, udah ditembak belum?.”, tanya Riha.
“Udah dek, tapi jawabnya hari Minggu.”, jawab Sondy.
”Cyielah, H2C ni?. Hehehe... Ehm, katanya sebentar lagi mau semesteran jadi gak mau pacaran, terus katanya jodoh itu nomor enam. Eh, sekarang udah beda ya?.”, Riha menggoda Sondy.
“Kalau jodoh kan gak kemana dek.”, Sondy membela diri.
Riha membalas, ”Iya iya, tau kok, faham juga. Hehehe.”.

Keesokan harinya, Riha bertanya kepada Dheca.
Dengan nada yang lembut tapi terkesan mengintimidasi, Riha bertanya,
“Ada yang mau diceritain ke aku gak?”.
“Gak.”, jawab Dheca singkat.
“Yang bener?, yakin gak ada?.”, Riha terus mendesak.
Riha terus mendesak Dheca meskipun sebenarnya Riha sudah mengetahui hal yang disembunyikan oleh Dheca.
“Nanti aja ya.”, kata Dheca dengan volume suara yang sedikit.
“Oke deh!.”, jawab Riha dengan volume suara yang juga kecil.

Hari itu mereka berdua berencana untuk ke warnet bersama. Rencananya, disanalah Dheca akan bercerita. Tapi ternyata, sesampainya di warnet, ada Sondy disana. Komputer nomor 9. Disampingnya Bimbim, komputer nomor 7. Sebenarnya Riha lah yang memberi tau Sondy tanpa sepengetahuan Dheca kalau Dheca akan pergi ke warnet bersamanya. Dheca kaget, tiba-tiba Sondy sms,
“Warnet Farafa ya dek?”.
Dheca bingung kenapa Sondy bisa tau kalau dia akan kewarnet Farafa. Meskipun begitu, Dheca tetap masuk, walaupun pasang wajah terpaksa. Dheca deg-degan sekaligus bingung bagaimana kalau Sondy terus menanyakan jawabannya. Dheca gelisah. Riha hanya tersenyum melihat Dheca.
“Sebenernya kamu udah tau kan?”, tanya Dheca. Riha tersenyum, dan menjawab,“Hehehehe...... iya ya.”. “Gimana ni?, aku bingung banget, Ri.”, kata Dheca.”Pegangan.”, kata Riha.”Ih, kok gitu sih. Aku serius.”, kata Dheca.”dipikirin dulu aj mateng-mateng. Kalu hati mu bilang iya, ya diterima. Kalau enggak, ya gak usah diterima.”, jawab Riha nggantung.

Setelah berapa lama, tak terasa hari sudah sore. Mereka pun pergi meninggalkan warnet. Riha dan Dheca bersama pergi ke sebuah minimart dekat sekolah untuk membeli keperluan sekolah. Sedangkan Sondy dan Bimbim pergi ke sebuah masjid dekat warnet untuk menjalankan ibadah shalat ashar. Setelah selesai, mereka pulang ke rumah masing-masing.

Dheca masih bingung. Karena sebenarnya ada satu orang lagi yang telah menyatakan cinta kepada Dheca, yaitu Aziz. Aziz telah lebih dulu menyatakan perasaannya. Oleh karena itu, sekarang Dheca sangat bingung. Mereka berdua telah berhasil mencuri hati Dheca.

“Aku jadi dilema.....”, kata Dheca dalam hati.
“Aku bingung , aku bingung mau yang mana. Pilih ini pilih itu, selalu ku coba, semua ku suka......”, lanjutnya dalam hati.
”Aku terperangkap diantara dua hati yang mencintaiku, mencintaiku.
Mereka berlomba, saling mencuri mendapatkan hatiku.
Siapa yang pantas yang bisa ku andalkan, bukan rayuan bukan pujian.
Yang aku butuhkan, cinta apa adanya. Aku pilih dia.”.

Dheca berfikir sangat lama. Akhirnya Dheca telah menentukan pilihannya. Dheca memilh Sondy sebagai pemilik hatinya.

*****

Hari demi hari berlalu. Sondy sudah tak sabar menunggu jawaban Dheca.
Seperti biasa, sebuah lagu terucap dari bibir Sondy.

“Semuanya telah ku beri, dengan kesungguhan hati untuk mu, hanya untuk mu....
Tak perlu kau tanya lagi, siapa pemilik hati ini, kau tau pasti dirimu.
Tolong lihat aku, dan jawab pertanyaanku..
Mau dibawa kemana, hubungan kita.
Jika kau terus menunda-nunda dan tak pernah nyatakan cinta.
Mau dibawa kemana hubungan kita...
Ku tak akan terus jalani, tanpa ada ikatan pasti,
antara kau dan aku...”.

Sondy menghitung hari, detik demi detik. Masa yang dia nanti berharap cepat terjadi. Waktu terasa berjalan begitu lambatnya. Sondy sangat menati-nati hari itu cepat datang. Sondy berharap kalau cintanya akan dibalas oleh Dheca.
Suatu hari, ketika Dheca menunggu mobil sendirian hendak pulang ke rumah, tiba-tiba Sondy menghampirinya. Seraya bernyanyi,
“Aku, ku terlalu mencintaimu, terlebih ku menggilaimu, salahkah ku, hingga ku tak tahu arah hidupku, ku telah buta karenamu, tolong aku.
Ku lelaki yang tak bisa menangis, apa yang harus kulakukan?.
Aku, ku begitu menginginkanmu, takkan mampu hidup tanpamu,
mengertilah, hingga kuingin kau genggam hatiku, dan dekatkan pada hatimu,
tolong aku.
Ku lelaki yang tak bisa menangis,
Apa yang harus kulakukan?.

Bila kau menjadi milikku,
Kan kurelakan semua sisa hidupku, kan kujadikan kau ratuku,
di tempat yang paling indah, di tempat yang paling indah, di hidupku.”

“Sabar ya kak, kan besok jawabnya.”, kata Dheca.

****

Tak terasa, hari yang dinantinya pun tiba. “Wah, hari Minggu. Aku deg-degan banget, Bro. Jadi gak sabar ketemu sama dia.”, kata Sondy kepada Bimbim. “Sabar ya, sebentar lagi kok. Pasti ketemu. Wah, harap-harap cemas ne. Diterima gak ya?.”, titah Bimbim seraya menggoda Sondy.

Sondy melihat Dheca menunggu mobil sendiria. Ini adalah kesempatan besar bagi Sondy untuk bertanta. Dia pun menghampirinya.
“Gimana dek?”, tanya Sondy kepada Dheca.
“Sabar ya kak. Nanti aja ya.”, jawab Dheca.

Dengan wajah yang harap-harap cemas, Sondy menyanyikan sebuah lagu.
“Apa sih yang kau tunggu?
Apa sih yang kau mau?
Langsung saja, Cuma katakan ya
Cuma katakan ya
Cuma katakan ya setuju..”
“Seperti bintang, indah matamu
Andaikan sinarnya untuk aku.
Seperti ombak, detak jantung ku
Menanti jawaban mu.....
Menanti jawaban mu....”
Sondy merayu Dheca dengan lagu. Berharap cepat terbalas cintanya.

“Huft...maaf ya kak.”, titah Dheca dengan suara pelan.
“Maaf kenapa dek?, adek gak mau ya?.”, kata Sondy deg-degan mendrngar jawaban Dheca.
”Maaf kalau aku gak bisa nolak kakak.”, kata Dheca.
“Jadi....?.”, ucap Sondy.

“Ya ya ya, aku terima,
Engkau menjadi kekasih hati ku...
Aku juga cinta sama kakak..”, jawab Dheca malu-malu.

Sondy kaget, seneng, pokokna campur aduk jadi satu. Tiba-tiba Sondy bernyanyi..
“Kau buat ku jadi gila,
Saat kau juga,
Bilang cinta padaku.
Tak kuasa ku menahan, rasa bahagia
Saat kau ungkapkan cinta.....”

“Kakak... ini adalah lagu yang mewakili hatiku.
Dan ku t'lah jatuh cinta
Ku wanita dan engkau lelaki
Perasaanku berkata, I'm fallin in love
Sang cinta mendekatlah, malam menyanggupi jadi saksi
Hati kecilku berkata, I'm fallin in love, I'm fallin in love...”

Akhirnya, mereka pun menjadi sepasang kekasih.
Sondy menyanyikan sebuah lagu untuk Dheca.
“Senandung lagu cinta,
Tercipta untuk mu...
Yang getarkan jiwa ini, remukkan jantung ku.
Kecantikan sempurna,
Yang tak terlukiskan,,
Bahagiakan jiwa ini saat beramamu....
Adek....
Aku tak mudah, untuk mencintai,
Aku tak mudah, mengaku ku cinta,
Aku tak mudah, mengatakan
Aku jatuh cinta...
Senandungku hanya untuk engkau,
Tirakatku, hanya untuk engkau,
Tiada dusta, sumpah ku cinta
Sampai ku menutup mata...
Cinta ku, sampai ku menutup mata...”

Dheca tersenyum malu dan bahagia.
Mereka pun bernyanyi bersama dengan mesranya.
“Saat melihatmu, aku jadi salah tingkah,
Sejak mengenalmu, betapa senangnya aku..
Mau kah engkau, menemani aku..
Hari ku indah, dua hati tlah bersatu
Hari ku indah,
Dua langkah menjadi satu
Andai aku dan kamu, bersama selalu...”

“Dek, inget ya, ini adalah harmoni cinta kita, hari yang paling mendebarkan dalam hidup kakak. Terima kasih ya dek, adek sudah mempercayakan hati adek buat kakak.”, kata Sondy kepada Dheca.
“Iya kak, aku akan selalu mengingat hari ini. Juga harmoni cinta kita.”, kata Dheca.

Harmoni cinta mereka pun masih ada sampai sekarang. Masih akan terus berlanjut meskipun maut memisahkan mereka. Pokoknya, FOREVER LOVE lah!, makanya gak pernah mati dan tak pernah terganti. Katanya sih gitu. Bagaimana pun, inilah harmoni cinta yang tak kan terlupakan. Akan selalu terdengar sampai kapan pun. Meskipun yang nyanyi bukan hanya mereka berdua. Tapi, semua orang yang sedang jatuh cinta.

Hanya Sekedar Mengagumi dan Penasaran

Pertama kulihat dirimu, sepertinya ada yang berbeda. Sikapmu, sifatmu, membuatmu terkesan spesial. Kucoba mendekatimu. Hemm.. Rasanya bahagia saat bersama. Senang dan tanpa beban. Kamu yang selalu cerewet kalau ada kesalahan, mempertimbangkan dengan pengetahuan agamamu. Awalnya kurasa aneh, karna yang kulakukan adalah hal yang lumrah. Tapi karna kamu, entah kenapa akhirnya ku menuruti perkataanmu. Dan itu membuatku tenang. Yee... Kuperhatikan kamu, kulihat parasmu. Ya! Kamu rupawan. Sama seperti hatimu. So smooth.. Tatapanmu, senyummu yang selalu merekah, so beautiful.. Humm..
Ketika kau lewat dihadapanku dan kau lemparkan senyum manismu, hatiku senang sekali. Ingin rasanya kau lewat kembali didepanku. Subhanallaah, how refreshing!!
Sejak pertama itu, aku merasa. Sepertinya aku mengagumimu.. Ingin ku mengenalmu lebih dekat lagi. Kucoba mencari informasi tentangmu. Kukira mudah. Tapi, YA! Kau begitu rumit, membingungkan dan susah ditebak angan. Haahh,.. Segala yang menyangkut tentangmu, membuatku penasaran.. Kenapa begitu sulit untuk merangkaimu?!
Baiklah, kucoba lagi.
Kukatakan padamu bahwa aku mengagumimu. Kebersamaan kita ingin rasanya tak pernah sirna selamanya. Ketika kudengar kata "maaf" darimu. Itu membuatku merasa aneh. Ada apa? Kenapa? Lagi, kau buatku penasaran. Dan, ya, aku mengerti. Semua belum saatnya. Masih kucoba lagi mengerti kamu. Sepertinya rasa kagum dan penasaran itu masih belum dapat terselesaikan.
Ya, ambisiku menjadi. Semakin dekat denganmu, semakin banyak pertanyaan. Aku takkan berhenti hingga mengerti. Pesona itu, semakin mengagumkan..
Sekali lagi, YA! Kurasa hanya sekedar mengagumi dan penasaran.. :)

Rasa kagum dan penasaran itu makin lama semakin menawan hati dan pikiranku. Rasa itu menggebu gebu. Menyita waktu. Resah, gelisah, gundah gulana. Hati tak tenang. Pikiran terguncang. Terkadang ku merasa bersalah dan tersakiti. Ya Allah, inikah balasan untukku yang telah menduakanMU dengannya? Inikah balasan untukku yang lebih banyak memikirkannya dari pada memikirkanMU?? Bahkan di saat spesial ku dengan MU. Astaghfirullah.. Kurasakan ENGKAU pun mulai cemburu padanya. Hingga ENGKAU jauhkan dia dari ku. Entah dengan cara apa, ataupun bagaimana. Namun yang pasti, itulah yang aku rasakan. Terlalu jauh hingga ku tak dapat memikirkannya lagi. Meskipun ku tetap berusaha untuk tetap mengaguminya. Dan pada saat yang sama, ketika mungkin tidak ada kesempatan untukku, datang seorang pengagumku. Rasanya, tak ingin si pengagum itu bernasip sama denganku. YA! Disisi lain aku berharap, dan disisi lain aku berusaha untuk tak menyakiti si pengagum. Berawal dari mengagumi, maka timbullah rasa penasaran. Kisahku, berulang kepada si pengagumku. Dan berujung penyesalan serta kecewa. Apakah sekedar mengagumi dan penasaran? Atau ada yang lain? Hal ini sangat mengganggu.

Ya Allah, akankah kisah kagum mengagumi, penasaran penasaran ini akan berhenti? Kapan? Ya, kapan akan berhenti rasa kagum, penasaran, bersalah, dan tersakiti?
Kini aku mengerti, untuk sekiranya aku Tundukkan Pandangan ku, menjaga hati dan pikiran ku. Berawal dari melihat, memikirkan, dan merasa. Semua itu datang. Menjaga pandangan itu lebih baik dari pada harus menanggung derita sesudahnya ketika tak terjaga. Hingga akhirnya, tak ada lagi rasa kagum karna makhluk, tapi karna Allah Subhanahu wata'ala..
Segala sesuatu yang dikarenakan iman kepada Allah, maka tak akan ada rasa menyesal ataupun kecewa diakhirnya..

Yeah... I'm Ready For It !

I'm ready for you tricks

I'm ready for you abject

I'm ready for you slander

because of my sincerity

I know Allah will exalt my glory at his side..



he'em, yeah..

i hope you know it..



you said that i'm fool

yeah, i think you are right

you are more clever than me



thanks for everything you do to me

and i hope you will understand

what you have said to me

it's really makes me sad



but, i will always be sincere..

because i know, Allah will never leave me alone.. :)



yeah.. I'm ready for it!
Copyright 2009 Beyond Imagination. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates